Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

GRATIS ONGKIR DENGAN KODE "FREEONGKIR"

5 Alasan kenapa Kita harus Berdamai dengan Ketidaksempurnaan

Sebelum kita menginjakkan kaki di dunia, dunia sudah terlebih dahulu membentuk standarnya sendiri. Standar untuk apa yang dianggap indah dipandang mata, mana yang kayak menjadi juara dan dielukan, bagaimana seharusnya kita bersikap, bahkan apa yang dianggap sempurna. Sehingga ketika kita lahir dan tumbuh dewasa, tidak jarang kita merasa gagal dan merasa diri kita kurang ketika kita tidak mampu menyesuaikan diri dengan standar yang dunia ciptakan. Kita mungkin sudah menghabiskan separuh hidup kita mengejar kesempurnaan. Karir yang sempurna, hubungan dan keluarga yang bahagia, gaji di atas rata - rata, tubuh dengan lekuk sempurna, atau kulit mulus tanpa melasma. Jika kita susun sebuah catatan mengenai semua kesempurnaan yang kita berusaha raih, maka satu buku sendiri sudah bisa kita tulis. Tapi pernahkah kita memikirkan berapa banyak waktu terbuang, untuk mengejar kesempurnaan yang sebenarnya fana? Jujur, aku sendiripun tidak akan bisa menghitungnya. Setiap hari rasanya tidak pernah puas dengan hasil kerja keras yang masih “gitu - gitu aja” dan “kok biasa saja ya hasilnya, seperti masih kurang”. Padahal satu hal yang perlu kita sadari; Kesempurnaan itu relatif. Apa yang sempurna menurutmu, belum tentu sempurna menurutku, dia, dan mereka. Bayangkan probabilitas standar kesempurnaan yang harus ada di dunia ini jika semua orang mengejarnya? Lalu kalau tidak mengejar kesempurnaan, apa dong yang harus dikejar? Kejarlah kemampuan untuk mengapresiasi ketidaksempurnaan (Eh, itu skill lho!). Rasanya semakin dewasa, justru mindset menghargai ketidaksempurnaan sebagai bagian dari proses untuk menjadi diri kita yang lebih baik, menjadi semakin penting untuk dimiliki. Mengejar kesempurnaan tidak membawa kita bergerak maju, justru hal itulah yang akan menahan kita. Lantas kenapa sih kita perlu berhenti mengejar kesempurnaan? Berikut beberapa alasan kenapa kita harus berhenti mengejar kesempurnaan dan menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari proses kita bertumbuh. -- Perfection is boring Tidak ada yang lebih membosankan dari sesuatu yang sempurna. Bayangkan seisi dunia dan semua manusia di dalamnya memenuhi standar yang sama. Akan seperti boneka dan robot, atau kendaraan bermotor produksi pabrik bukan? Anggap kita berada di sebuah taman tulip, dimana terbentang hamparan luas bunga tulip berwarna kuning. Namun kita menyadari ada satu bunga tulip berwarna merah yang nyasar sendiri. Tentunya perhatian kita akan lebih terarah pada bunga tulip merah tersebut. Sama halnya dengan kita, perhatian justru akan lebih bisa beralih pada hal yang stand out, bukan hal yang fit in atau cocok pada tempatnya. -- Mengejar kesempurnaan adalah sebuah alasan Berapa banyak cover lagu, tulisan, lukisan, karya seni, ide cemerlang, yang belum kamu terbitkan keluar dan kamu pilih untuk pendam dalam - dalam? Aku? Mungkin ada ratusan! Kenapa, kok bisa? Tentu karena takut dibilang tidak sempurna, tidak cocok, tidak sesuai mau orang, tidak akan berguna. Rasa takut tersebutlah yang akhirnya membelenggu kita, membuat kita berputar terus menerus dalam lingkaran setan kesempurnaan yang tidak ada habisnya. Hingga akhirnya kita sadar waktu kita telah habis, tapi seluruh ide dan kreasi kita terbuang sia - sia. Dalam hal ini, mengejar kesempurnaan menjadi alasan untuk menutupi rasa takut kita untuk menaruh diri kita di luar sana, menjadi diri kita yang apa adanya. -- Kamu akan punya waktu melakukan lebih banyak hal lain Ingat pertanyaan di awal? “Berapa banyak waktu yang kita keluarkan untuk mengejar kesempurnaan?”, jawabannya, mungkin sudah nyaris setengah hidup kita. Bayangkan jika waktu yang kita habiskan tersebut kita pergunakan untuk menghasilkan sebuah karya, mempelajari hal yang baru dan memperkaya diri, membangun relasi dengan orang - orang yang baru, bepergian dan melihat dunia, belajar merencanakan masa depan, dan banyak hal lainnya? Mari kita renungkan bersama - sama, lebih baik menjadi sempurna dalam satu hal atau mencicipi banyak hal dan merasa lebih utuh dan kaya akan pengalaman? Berhenti mengejar kesempurnaan akan membuat kita mengesampingkan waktu yang terbuang memperhatikan detail - detail yang hanya menjadi obsesi dan mengalihkannya menjadi sebuah kesempatan untuk mengeksplorasi lebih banyak hal dan memperkaya diri. -- Kamu lebih mudah berdamai dengan berbagai perubahan di lingkunganmu Kini kita memahami bagaimana mengejar kesempurnaan adalah hal yang melelahkan dan bahwa selamanya proses belajar kita tidak akan pernah usai. Bagaimana dengan orang lain? Sama juga halnya, kita semua adalah sebuah work in progress atau manusia yang berproses. Dengan memahami ini, kita semua tidak akan mudah marah, kesal, bahkan kecewa ketika seseorang melakukan sebuah kesalahan, yang mungkin merugikan kita sekalipun. -- Kamu akan lebih bisa menghargai pertumbuhanmu dan hasil - hasil kerjamu yang nyaris sempurna Ketika usaha yang kita keluarkan sudah maksimal, mungkin suatu hari nanti kita akan mencapai satu titik yang kita rasa sudah sesuai dengan apa yang kita dan orang lain harapkan. Dengan berdamai dengan ketidaksempurnaan, kamu akan lebih bisa mengapresiasi dirimu karena sudah sampai di titik ini. Semua usaha dan jerih payah yang kamu keluarkan akan terbayarkan. Tidak hanya pencapaian yang besar. Bahkan dalam prosesnya, kamu akan lebih menghargai setiap pertumbuhan - pertumbuhan yang kecil yang kamu alami, sekecil apapun progres yang kamu raih. Wanita Larasatie, pada akhirnya mengejar kesempurnaan maupun belajar berdamai dengan ketidaksempurnaan adalah sebuah pilihan. Karena kini kita menjadi lebih tahu bahwa kesempurnaan adalah satu hal yang tidak akan pernah bisa dicapai, maka kejarlah excellence, keunggulan, usaha yang paling maksimal, dan kualitas yang terbaik. Kamu akan selalu punya pilihan, apakah kamu ingin berjalan dalam sebuah perjalanan yang tidak akan pernah berhenti atau merasa bahagia meski dengan pertumbuhan yang kecil, namun yakin akan ada tujuannya suatu saat nanti?

Keranjang

Tidak bisa menambah produk

Keranjang Anda kosong